Memacu diri dan meningkatkan speed dalam belajar, itulah
yang dirasakan Asunn saat pertama mempelajari software Amibroker. Segalanya benar-benar
ia pelajari sendiri. Ia banyak bereksperimen untuk memahami software tersebut. Setelah kenyang dengan eksperimen sendiri,
Asunn pun menimba ilmu khusus Amibroker kepada Pak Husni Gumilang sebanyak 2
kali hingga menguasai level intermediate dan advance. Namun di luar itu, Ia tak pernah lelah mempelajari apapun terkait ilmu saham.
Semua pengetahuan yang ia kumpulkan ini membuat Asunn ingin
menciptakan sistem trading untuk dirinya sendiri. Ia bermimpi menciptakan sistem
yang akan memberitahukan bagaimana
kondisi IHSG, termasuk memberikan alert saham potensi profit, dan kapan harus membeli atau menjual
sahamnya.
Mimpi ini membuatnya rajin mencari AFL dari seluruh dunia. Bahkan ia mencoba belasan ribu AFL untuk diramunya menjadi sebuah sistem trading yang
tepat dengan hasil sesuai harapan. Tak kurang dari 13.000 hingga 14.000 AFL yang ia coba dalam
kurun waktu 2 tahun. Rasanya seperti tambal sulam. Ternyata mencari AFL yang sesuai dengan harapannya tidak semudah yang ia bayangkan. Ada yang cocok dan ada juga yang tidak cocok, dimana ketika digabungkan dengan Amibroker malah hasilnya jelek. Asunn tak pernah putus asa mencari AFL yang tepat demi mencari hasil yang stabil.
“Kira-kira 2 tahun saya pelajari belasan ribu AFL dan semua yang
saya butuhkan untuk menciptakan sebuah sistim trading dengan pendekatan
quantitative. Buat saya sistim trading ini sangat penting karena bisa
menghilangkan faktor psikologis yang
biasa kita alami. Terutama dalam kondisi market bearish biasanya kita cenderung
menghindari masuk bursa. Tapi ada saatnya ketika kondisi market sudah
mendukung sistim tersebut akan memberitahu kita sudah saatnya masuk ke saham
tertentu, ” ungkap Asunn.
Impian Asunn ingin membuat sistem trading yang dapat membantunya tetap profit walaupun ia sibuk menjalankan usaha realnya di luar saham.
Impian Asunn ingin membuat sistem trading yang dapat membantunya tetap profit walaupun ia sibuk menjalankan usaha realnya di luar saham.
“Dalam menjalankan usaha, saya itu tipikal orang yang tetap ingin punya waktu untuk diri sendiri, untuk keluarga, dan menjalankan hobi saya yang lain. Saya juga nggak ingin punya saham tertentu malah hidup saya nggak tenang. Saya inign tetap bisa mobile, bahkan bebas jalan-jalan ke mall di saat jam trading, dan tetap terupdate dengan bursa,” kenang Asunn.
Ia lalu tertarik mempelajari bandarmologi untuk digabungkan dengan technical analysis.
“Saya mulai belajar bandarmologi.. awalnya teknikal saja.
Bandarmlogi ini membantu saya untuk menscreening saham. Ini adalah variable
yang saya masukkan ke tools.”
Asunn kemudian menciptakan tools yang menjadi cikal bakal BBK.
“Akhirnya saya bikin tools yang boleh dibilang ini cikal bakal BBK. Tools ini efektif
untuk trading pribadi dan tidak banyak menyita waktu saya untuk
menganalisa saham," kata Asunn.
Tahun 2014 Asunn membagikan tools ini ke temen-temannya. Sebagai
trial ia sebarkan ke 200 orang untuk mencoba tools ini. Tak disangka ternyata
banyak feedback positif yang ia dapatkan.
“Saya broadcast screening saham dari tools ini lewat milis yahoo. Sebenarnya saya mengharapkan kritik dan saran dari mereka untuk mengembangkan tools ini. Dan komentar
teman-teman saya dengan tools ini sangat positif. Mereka jadi lebih santai, lebih praktis. Mereka bilang BBK ini sangat
membantu dalam trading,” lanjut Asunn.
Menggunakan milis yahoo untuk membroadcast screening saham rasanya merepotkan. Lalu tercetus ide untuk menghubungkan Amibroker ke handphone via applikasi android di mobile phone. Sehingga ia mendapatkan laporan saham-saham apa yang potensi naik, dll secara rutin selama jam trading.
(bersambung)
No comments:
Post a Comment